Tulisan dari seorang Kayus Mulia (Profesional dan Senior Indonesia Fotografer)

Dalam usia maupun karya dalam dunia fotografi di Indonesia, saya merasa termasuk yang disebut senior. Terlepas dari penguasaan photoshop (PS) atau tidak, tidak seharusnya anda merendahkan fotografer senior. Dalam dunia fotografi profesional, PS hanyalah salah satu elemen untuk berhasil atau tidaknya sebuah campaign foto. Dalam pemotretan dengan model misalnya, fotografer tidak harus menguasai atau melakukan make-up sendiri, atau menjahit baju atau styling sendiri. Dalam halnya fotografi automotive misalnya, fotografer tidak harus melakukan polishing/detailing sendiri. Untuk itu semua ada ahli dibidangnya masing2.

Sebagai profesional kita selalu menghargai profesi orang lain. Termasuk PS yang dalam dunia profesional dikenal dengan istilah Digital Imaging (DI). Pun dalam hal ini, Digital Artist mempunyai bidang keahliannya sendiri2. Yang ahli dalam bidang make up, belum tentu mahir dalam bidang automotive dst. Ataukah penulis berani mengakui ahli dalam segala hal?

Saya sudah banyak bekerja sama dengan ahli digital imaging terkemuka ditanah air (sayang sekali belum sempat bekerja sama dengan penulis posting), dan "komplen" mereka kebanyakan sama: Banyak fotografer yang tidak dapat memberikan file yang baik.
Untuk dunia digital berlaku "GIGO" (Garbage In Garbage Out).
Alangkan baiknya jika penulis posting yang saya kenal sebagai senior juga, memberikan pengarahan kepada kaum junior untuk lebih menguasai dasar fotografi dulu sebelum masuk ke PS, karena tanpa foto yang baik, PS bukan apa2.
Ataukah penulis sebagai ahli PS termasuk kelompok yang menganjurkan: "Ah, shoot boleh asal2 saja, nanti "dikomputerkan saja", beres!"? Sayang sekali.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada penulis posting diatas, saya harapkan tidak ada lagi kata2 merendahkan kepada rekan profesi lain, senior maupun junior dan kita sebagai profesional dapat menghargai profesi rekan kita masing2.
Semoga demikian.

Komentar

Postingan Populer